Diksi Dalam Puisi Di Jalan Jendral Soedirman Disebuah Loteng Tua Tiga Lelaki Menyanyikan Lagu Lapaloma
Oleh: Ifan A Permana dan Abid Suryantara
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai dasar ekspresi, berikut ini ditinjau sejumlah puisi Piek Aridjanto Soeprijadi yang terdapat dalam kumpulan puisi Lagu Bening dari Rawa Pening. Sebagai pembuka, dikutipkan puisi berikut ini :
Di Jalan Jendral Soedirman Disebuah Loteng Tua Tiga Lelaki Menyanyikan Lagu Lapaloma
Karya: Piek Aridjanto Soeprijadi
Tiga lelaki ketemu pada suatu hari
Penyair pelukis dan penyanyi
Si Penyair mengerti musik dan seni rupa
Si Pelukis tahu lagu dan sastra
Si Penyanyi penikmat lukisan dan puisi
Dalam mengisi sepi loteng tua
Pecahlah percakapan mereka
Tentang Iqbal Taqore dan Li Lai Po
Tentang Rembrandt dan Picasso
Tentang Schubert dan Mozart
Hingga lupa waktu terus merambat
Ketika jam dinding terdengar samar
Si Penyanyi memetik gitar
Menentukan nada dan irama
Lalu ketiganya tegak dekat dengan jendela
Dari mulutnya mengalir lagu Lapaloma
Pandang menembus sawang
Mengejar Magamega
Tatapan menebar jauh
Pada batas kota dan desa teduh
Menyaksikankeluasan wajah bumi
Di hati mekar ucap syukur kepada Illahi
Rasa keindahan yang bersembuhan
Lebur pada panorama alam gubahan Tuhan
Dan lagu Lapaloma terus terbang
Entah dimana bersarang
Pengertian diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (2002 : 264). Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Keunggulan dalam puisi ini adalah penyusunan baris puisi, penulisan baitnya rapi dan tertata dengan baik. Sedangkan kekurang pada puisi ini adalah judulnya terlalu panjang, sehingga bisa mengeluarkan kesan kurang menarik untuk membaca puisi ini. Kekurangan yang lainya adalah pemilihan kata atau diksi dalam puisi ini adalah pengguanaan kata-kata yang jarang kita dengar dan tidak diketahui arti dan maksudnya.
Di sisi lain, puisi ini mempunyai amanat yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Amanat tersebut adalah kita harus bersyukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus ingat dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, dengan kata lain puisi ini selain mempunyai banyak kekurangan juga terdapat amanat yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
*Note :
- Kritik Sastra ini dibuat berdasarkan tugas dari guru kami
- Kritik Sastra ini tidak men-copy paste dari blog atau sumber lain
ini murni buatan kami ( ifan dan abid )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar